GELORA.CO - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mendorong pemerintah pusat segera menetapkan status bencana nasional atas tragedi banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera. Menurutnya, skala kehancuran dan dampak kemanusiaan dari bencana tersebut bahkan disebut melampaui tsunami Aceh 2004. Hal itu disampaikan Gatot dalam unggahan akun media sosial X/Twitter @indepensumatera, Jakarta, dikutip Senin (22/12/2025). Ia membenarkan pernyataan Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) yang menyebut bencana kali ini lebih dahsyat dibanding tsunami. “Tetapi ini sudah terpisah dan yang dikirim adalah kayu, bukan kayu yang di atas, tapi yang di bawah, lumpur yang tebal,” kata Gatot. Gatot menjelaskan banjir bandang disertai longsor tidak hanya menghancurkan rumah warga, tetapi juga menghilangkan harta benda, sertifikat tanah, ternak, hingga sumber penghidupan masyarakat. Bahkan, Gatot meyakini jumlah korban jiwa berpotensi jauh lebih besar dari data resmi jika dilakukan pencarian secara menyeluruh. “Nyawa banyak, dan nyawa saya pikir lebih daripada 3000 kalau dicari dengan benar," ucapnya. Gatot menilai dalam kondisi seperti ini pemerintah daerah berada pada posisi sangat terbatas. Apalagi, situasi anggaran daerah yang sudah menipis di akhir tahun, ditambah pengurangan transfer pusat ke daerah. “Maka ketika saya menyimak wawancara Mualem dengan Mata Najwa, dia katakan oh, biasa saja, tapi begitu mengatakan bagaimana dengan bantuan nasional, dia menangis. Itu rasa orang patriot sejati. Ketika rakyatnya susah, dia menangis karena apa? Rakyatnya susah, dia sebagai pemimpin tidak bisa berbuat apa-apa karena keterbatasan,” tuturnya. Gatot pun menekankan penanganan bencana tidak bisa hanya berhenti pada pembangunan infrastruktur darurat atau penyaluran bantuan sosial. Ia menilai penanganan komprehensif yang berfokus pada korban selamat juga diperlukan. “Kalau kita kasih beras dia masak pakai air apa? Pakai apa dia masak? Dibuatkan dapur umum. Di sebelah tempat penampungan ada tenda-tenda kesehatan darurat karena mereka fisiknya pasti terganggu, apalagi mentalnya. Ada juga rehabilitasi mentalnya dengan psikolog-psikolog," ujarnya menerangkan. Oleh karena itu, Gatot menegaskan peran pemerintah pusat yang menjadi sumber kekuatan utama bagi setiap daerah yang berdampak. Mengingat daerah yang terdampak lumpuh, maka diperlukan bantuan mereka. “Ini perlu biaya, pemerintah daerah tidak akan kuat. Dan mereka semuanya ini seperti orang-orang bayi, mereka tidak bisa cari makan sendiri, mereka harus disuapin. Mau kerja apa dia? Enggak ada kerjaan lagi. Hilang semuanya. Di situlah peran pemerintah pusat harus benar-benar berpikir sampai ke arah situ,” paparnya. Dengan berbagai masalah tersebut, Gatot pun menganggap wajar bila masyarakat krisis kepercayaan kepada pemerintah. Ia bahkan ancaman keamanan nasional jangka panjang berpotensi ketika ketidakadilan ini tetap dibiarkan. "Jika pusat terus membiarkan mafia hutan dan tambang, lalu hadir terlambat saat bencana, maka wajar bila rakyat bertanya negara ini melindungi siapa? Tapi sudah dijawab tadi, melindungi oligarki. Karena semua ekonomi, hukum, politik semuanya dijaga oleh oligarki," katanya.