GELORA.CO - Pengamat politik, Rocky Gerung menyampaikan prediksi berdasarkan riset Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terkait situasi sosial-politik yang diperkirakan terjadi pada awal 2026. KAMI adalah gerakan moral masyarakat sipil yang dideklarasikan pada Agustus 2020, dipelopori tokoh-tokoh nasional seperti Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Rocky Gerung, dan Refly Harun. Adapun tujuan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yakni mengawasi jalannya pemerintahan dan mengkritik kebijakan yang dianggap menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945. Kemudian, menyerukan perbaikan tata kelola negara, kesejahteraan rakyat, dan keadilan sosial. Hasil riset KAMI menunjukkan, Indonesia berpotensi terjadi situasi crossfire atau benturan silang antara kalangan elit dengan masyarakat akar rumput. "Saya mulai menghitung, KAMI barusan bikin riset bahwa sangat mungkin semester awal 2026 akan terjadi crossfire antara frustasi elit dan piring kosong emak-emak," kata Rocky, dikutip Tribunnews dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (22/12/2025). Menurutnya, ketegangan ini muncul secara organik tanpa rekayasa. "Gejala itu hadir tanpa kita rancang," sambungnya. Pria lulusan Universitas Indonesia (UI) itu menerangkan, Indonesia saat ini tengah berada dalam kondisi ketidakpastian. Dijelaskannya, hari ini, hampir tidak ada lagi warga, terutama anak muda yang memimpikan Indonesia akan terhibur dengan jargon bonus demografi hingga janji-janji Presiden Prabowo Subianto saat Pemilu. "Jadi kalau KAMI memberi sinyal kritik kepada Presiden Prabowo dasarnya adalah argumen akademis dan kecintaan kepada negeri," tandasnya. Pria kelahiran 1959 itu menjelaskan, hari-hari ini, generasi muda merasa gelisah. Satu di antara kegelisahan itu yakni anak muda tidak lagi melihat masa depan politik sebagai ruang kompetisi yang adil. Tahun 2029, dalam persepsi mereka menurut Rocky, seolah sudah ditentukan sejak awal, terutama karena kuatnya pengaruh kekuasaan politik dinasti Solo atau keluarga mantan Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi). "Kita mulai membaca kegelisahan anak muda, yang tidak melihat prospek untuk bersaing di 2029. Karena menganggap dari awal arah 2029 sudah ditentukan oleh dinasti Solo yang kemudian tidak mau dikoreksi oleh Presiden Prabowo," ungkap dia. "Jadi kalau kritik dari KAMI diucapkan dengan cara seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, dimaksudkan untuk memanggil kembali akal sehat dalam republik ini, hanya itu yang kita inginkan," sambungnya. Atas alasan itu, sejumlah tokoh yang mempunyai gagasan serupa berkumpul di KAMI. Mereka menyampaikan kritik pada setiap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. "Teman-teman yang punya potensi untuk menghasilkan kembali pikiran berkumpul di KAMI, hanya demi mencegah jangan sampai penyelamatan KAMI selama lima tahun ini tidak berguna," terang Rocky. Rocky lantas menyoroti sebuah paradoks serius terkait tingkat kepercayaan publik kepada Presiden Prabowo yang sangat tinggi. Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, 77,7 persen masyarakat puas terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto selama setahun pemerintahan. Survei itu dilakukan pada 20-27 Oktober terhadap 1.220 responden. Margin of error 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. "Yang saya baca, presiden Prabowo disukai, gembira orang terhadap presiden, sehingga dia dapat kepercayaan, tingkat kepercayaan mungkin 80 persen," jelas Rocky. Namun, lanjut Rocky, hal itu berbanding terbalik dengan rendahnya kepercayaan terhadap demokrasi dan lembaga-lembaga publik. Menurutnya, ini merupakan situasi berbahaya. Demokrasi justru sehat ketika kepercayaan pada sistem lebih kuat daripada kultus terhadap individu. Jika seorang presiden dipercaya secara berlebihan, sementara institusi demokrasi dilemahkan, maka yang muncul adalah kultus individu. "Tapi kalau kita lihat kehidupan demokrasi justru buruk, bahaya betul kalau seorang pemimpin dieluh-eluhkan di dalam nilai kuantitatif yang sebegitu besar." "Sementara demokrasi, lembaga-lembaga publik itu gak dipercaya, artinya ada kultus individu, itu intinya. Kalau orang percaya pada demokrasi, presiden dipercaya 20 persen pun aman, tapi ini terbalik," jelas dia. Rocky menilai, kondisi ini sebagai bentuk kepura-puraan opini publik. Ia menegaskan, KAMI berkomitmen untuk hadir dan menyelamatkan Indonesia dalam situasi tersebut. "Jadi dalam refleksi ini, saya mewakili perjalanan panjang KAMI yang berupaya untuk menyelamatkan Indonesia dan masih di situ rencana kita," bebernya. "Kita ingin mengambil konsekuensi untuk membawa negeri ini pada mimpi yang mulia, karena kita punya harapan-harapan yang memungkinkan kita mengatakan satu waktu bahwa Indonesia sudah ditemukan kembali," sambungnya. Rocky menegaskan, pergerakan KAMI tidak menyimpan dendam terhadap individu tertentu, melainkan mengkritisi kebijakan publik yang dianggap tidak berpihak pada rakyat "KAMI berupaya menerangkan itu pada publik dan tidak ada dendam kami pada personal, kami dendam pada kebijakan yang dungu," terangnya. Ia juga menyoroti perbedaan pandangan antara pesimisme dan optimisme di tengah masyarakat. Menurut dia, sikap pesimis yang ditunjukkan KAMI justru didasari pemikiran rasional, berbeda dengan optimisme sebagian pihak yang dinilainya tak berdasar. "KAMI berupaya mengevaluasi setiap hari, tapi sekali lagi yang kita ucapkan ini adalah untuk menggembirakan publik, bahwa kendati ada pesimisme." "Tapi kami pesimis karena kami rasional. begitu banyak orang yang optimis tapi optimisnya irasional." "Kita ingin bangunkan lagi harapan dan memberi kepercayaan pada publik bahwa Indonesia bisa dihasilkan ulang dengan satu radical break," ucap Rocky. Sebagai solusi atas potensi krisis itu, Rocky menaruh harapan pada Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil keputusan tegas. Ia pun mengingatkan, agar Presiden Prabowo tidak tersandera oleh transaksi politik saat Pemilu. “Presiden tidak boleh tersandera oleh hasil transaksi dia ketika pemilu, karena pemilu sudah selesai." "Dia adalah Presiden yang harus bisa mengambil keputusan artinya keputusan dia harus otentik, bukan lagi hasil ‘dagang sapi’ dengan partai-partai sebelumnya," beber dia. Rocky percaya jika Presiden Prabowo berani mengambil tindakan tegas dan meninggalkan pola-pola lama, Indonesia bisa menjadi lebih baik dari saat ini. "Dengan cara itu kita bisa ucapkan satu waktu pada generasi yang menunggu 2029 bahwa kita bergerak ke arah Indonesia yang masuk akal." "Kita meninggalkan Indonesia yang dungu, dan demi kemasukakalan itu, kita minta Presiden Prabowo menjadi leader (pemimpin), bukan sekadar dealer (pedagang)," pungkasnya. Sumber: tribunnews