GELORA.CO - Pakar telematika Abimanyu Wachjoewidajat memberikan tanggapan terkait beredarnya video glamping yang diunggah Aura Kasih dan Ridwan Kamil di akun media sosialnya masing-masing, yang kemudian menjadi salah satu bahan “cocoklogi” sejumlah netizen mengenai dugaan hubungan asmara keduanya. Abimanyu menegaskan, mengenai keaslian video tersebut, sejauh ini konten yang ada tampak tidak direkayasa. “Mengenai keaslian video, dalam arti kalau kontennya di sini dibilang ada gambarnya situ, enggak ada rekayasa, enggak. Apakah itu ada rekayasa konten? Sejauh ini kelihatan juga bukan,” ujar Abimanyu, mengutip kanal YouTube Intens Investigasi, Senin (29/12/2025). Aura Kasih Sebut Tidak Semua Pelakor Salah Namun, ia menekankan pentingnya melakukan pengecekan lebih mendalam sebelum menyimpulkan sesuatu. Menurutnya, pemeriksaan harus dilakukan terhadap sumber konten yang tersebar di internet. “Tetapi kenapa saya belum mau mau memastikan, karena suatu konten itu sampai saya bilang tidak atau iya itu saya benar-benar harus memeriksa bukan hanya sekedar konten yang tersebar dari salah satu, dua orang atau satu dua media. Saya harus lebih melihat sources-nya yang tersebar di internet seperti apa, sejauh ini apa saja yang sudah diadarkan banyak orang. Nah, itu harus dilihat,” jelasnya. Pertukaran dan penyebaran konten secara luas dapat memunculkan perubahan atau interpretasi yang berbeda dari konten asli. “Karena dengan adanya pertukaran antara suatu konten ke konten yang lain, adanya mencoba suatu mengedit, ada yang coba mau dijelaskan, itu semua otomatis mengubah konten yang ada. Nah, tentu saya harus melakukan pencarian sampai ke konten yang dianggap atau saya bisa memberikan konklusi,” tutur Abimanyu lagi. Abimanyu menekankan, digital forensic bersifat objektif dan tidak bertujuan menuduh. Proses ini dapat membantu menemukan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Ketika ditanya apa ada peluang video glamping Aura Kasih dan Ridwan Kamil sama-sama diambil di lokasi yang sama, ia tak menampik hal tersebut. “Ya, kemungkinan. Kalau kita bicara suatu kecenderungan, kemungkinan ada di situ, kecenderungan kesamannya ada. Ya, dan kemudian segala sesuatu yang lebih mengarah ke sana, ada,” pungkasnya.