Rumah Sri Mulyani Dijaga Ketat TNI

Rumah Sri Mulyani Dijaga Ketat TNI

GELORA.CO -Kawasan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani dijaga ketat sejumlah prajurit TNI, Jalan Mandar, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Minggu, 31 Agustus 2025. Pantauan Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL di lokasi, sejumlah prajurit TNI tampak siaga di kawasan rumah Sri Mulyani. Area kawasan sekitar rumah Sri Mulyani juga telah diportal dan masyarakat luar dilarang memasuki kawasan tersebut. Tampak warga sekitar juga ikut memantau kediaman Sri Mulyani. Kediaman rumah Sri Mulyani diserang sekira pukul 23.00 WIB, beruntung Sri Mulyani dan keluarga tidak ada di dalam rumah tersebut. Segerombol massa mengamuk kemudian merangsek masuk ke dalam rumah menteri keuangan tiga periode itu, dan menjarah sejumlah barang berharga milik Sri Mulyani. Sumber: RMOL

Gelombang Amarah Rakyat Meluas ke Berbagai Tempat

Gelombang Amarah Rakyat Meluas ke Berbagai Tempat

GELORA.CO -Gelombang unjuk rasa melanda berbagai kota di Indonesia, digerakkan oleh mahasiswa, warga sipil, hingga driver ojek online yang menolak wacana kenaikan tunjangan anggota DPR RI. Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah ricuh setelah seorang driver ojol Affan Kurniawan meninggal dunia karena terlindas mobil rantis Brimob saat unjuk rasa di Jalan Penjernihan I, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat pada Kamis malam, 28 Agustus 2025 Peristiwa tragis itu menyulut kemarahan rakyat di berbagai daerah, memicu amarah kolektif yang meluas. Dalam kurun waktu dua hari, 29 hingga 30 Agustus 2025, kemarahan massa berujung pada bentrokan dengan aparat. Fasilitas kepolisian dan gedung DPRD di sejumlah wilayah rusak akibat amukan massa. Titik api tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga merembet ke Bandung, Surabaya, Padang, Makassar, Pekanbaru, Semarang, Garut, dan Yogyakarta. Gelombang serupa juga menyapu Malang, Pontianak, Manokwari, Tasikmalaya, Solo, Tegal, Bali, Medan, Sukabumi, Magelang, hingga Bengkulu. Aksi protes bahkan menjalar ke kota-kota lain seperti Jambi, Jember, Indramayu, Cirebon, Karawang, Salatiga, dan Mataram. Jalan-jalan utama dipenuhi massa, sementara suasana kota-kota besar berubah tegang, diselimuti asap ban terbakar dan suara sirene yang tak henti meraung. Gelombang amarah rakyat ini memperlihatkan akumulasi kekecewaan terhadap DPR yang dianggap abai pada kondisi rakyat, sekaligus menyoroti potensi krisis sosial yang kian mengkhawatirkan. Sumber: RMOL