Kiky Saputri Murka Anggota DPR Bersembunyi dari Rakyat: Kenapa Sekarang Diem?

Kiky Saputri Murka Anggota DPR Bersembunyi dari Rakyat: Kenapa Sekarang Diem?

GELORA.CO - Komika Kiky Saputry menumpahkan kekesalannya di Instagram. Ia geram, anggota DPR terkesan bersembunyi dari rakyat hingga sekarang. "Ini gak ada satu pun anggota dewan atau pemerintah yang keluar dan kasih statement terkait tuntutan masyarakat? Cuma beberapa orang yang minta maaf, itu pun gak ada solusi dan gak ada yang bahas akan ngapain setelah ini," ungkap Kiky Saputri, dikutip Minggu (31/8/2025). Dia menyarankan agar para anggota dewan melakukan rapat sesegera mungkin atau membuka dialog supaya menghasilkan keputusan yang terbaik untuk masyarakat di situasi seperti sekarang ini. "Karena gak ada keputusan apa pun, jadi makin banyak yang terprovokasi, makin banyak fasilitas umum yang rusak, makin banyak yang hilang, makin banyak penjarahan," ujarnya. Di kesempatan yang sama, Kiky menyentil para anggota dewan. Dia amat sangat menyayangkan sikap mereka yang saat ini benar-benar terkesan tidak hadir untuk rakyat. "Pas belum kepilih berani banget turun ke masyarakat, nanyain harapan dan kebutuhan rakyat apa. Kenapa sekarang diem?" kata Kiky. Pada kolom komentar, banyak netizen berharap di situasi sekarang ada solusi segera yang bisa menenangkan kondisi. "Pak/Ibu dewan, kami ingin segera ada solusi. Situasi sekarang semoga segera selesai dengan damai dan rakyat tetap diprioritaskan," kata @bel***. "Kami butuh solusi, bukan cuma minta maaf. Rakyat lelah, pak," ungkap @seul***. "Mantap kak Kiky sudah bersuara. Semoga ada harapan untuk kita semua," ujar @kal***. Sumber: inews

Rumah Menkeu Sri Mulyani Dijarah Massa, Saksi Ungkap seperti Ada Aba-aba

Rumah Menkeu Sri Mulyani Dijarah Massa, Saksi Ungkap seperti Ada Aba-aba

GELORA.CO - Orang tak dikenal menjarah rumah Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani di Jalan Mandar, Bintaro Sektor 3A, Tangerang Selatan, Minggu dini hari. "Gelombang pertama sekitar jam satu (dini hari), gelombang kedua terjadi sekitar jam tiga (dini hari)," kata staf pengamanan di rumah itu, Joko Sutrisno, kepada ANTARA pada Minggu sekitar jam 05.00 pagi. Kesaksian Joko sejalan dengan keterangan beberapa warga termasuk seorang warga yang meminta d Keterangan sama disampaikan tiga tenaga satuan pengamanan di mulut komplek Mandar dan seberang jalan komplek itu, yang berjarak sekitar 150-160 meter dari rumah yang dijarah. "Tapi Bu Sri (Mulyani) tidak ada di rumah kok," kata Renzi, yang diamini Joko Sutrisno. Joko mengaku hanya dirinya dan satu keluarga dari kerabat di rumah itu. Kerabat itu diungsikan ke rumah tetangga sebelah sebelum massa menjarah rumah tersebut. Tampak di depan rumah yang dijarah itu masih terdapat tumpukan barang-barang yang hendak dijarah, tapi belum sempat diangkut oleh para penjarah. Rumah itu sendiri terletak persis di ujung jalan dan kini dijaga ketat oleh personel TNI dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Dari keterangan Joko dan warga lain, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa di rumah itu. Tak ada kendaraan roda empat yang dirusak, karena memang sedang tidak ada di sana. Menurut para saksi mata, penjarahan gelombang kedua adalah yang paling mengerikan karena melibatkan ratusan orang, bahkan mungkin seribuan orang. "Saya hanya bisa menyaksikan dari balik tirai rumah saya saja, tak berani keluar, karena banyak sekali orang-orang yang datang," kata seorang tetangga yang meminta namanya tak disebutkan. Dia dan juga Joko serta Renzi memberikan keterangan yang sama bahwa para pelaku masih sangat muda. "(Usia) paling tua mungkin 25 tahun, kebanyakan masih remaja," kata Ali, yang dibenarkan Jayadi. Kedua tenaga Satpam menjaga pintu gerbang masuk Jalan Mandar, tepat di depan jalan utama, Jalan Bintaro Utama 3. Ali dan Jayadi adalah dua tenaga Satpam yang menjaga gerbang utama yang menjadi pintu masuk ke Jalan Mandar, yang menjadi satu-satunya akses pada malam hari ke komplek Mandar. Menurut mereka dan sejumlah saksi di sana, gerakan masa terlihat berpola. Mereka berkumpul dahulu sekitar jam 12.30 dini hari, di depan komplek Jalan Mandar. "Jumlahnya ratusan, mungkin mendekati seribuan orang," kata Ali. Seorang saksi lain yang juga meminta namanya tidak disebutkan menyatakan, seperti ada aba-aba terlebih dahulu sebelum massa masuk komplek. "Aba-aba itu adalah kembang api, karena segera setelah bunyi kembang api, massa merangsek masuk komplek," kata saksi itu, seraya berkata bahwa sang pemberi komando juga berseru kepada massa tak dikenal agar jangan ada yang membawa motor ke dalam komplek. "Kami tak kuasa mencegahnya, terlalu banyak," kata Jayadi. Menurut Renzi, Joko dan seorang prajurit TNI yang diturunkan sebagai tenaga bantuan untuk menjaga rumah itu, massa memang terlalu banyak, sehingga yang bisa mereka lakukan hanyalah menenangkan massa agar berbuat tak lebih jauh lagi, terutama membakar rumah. Renzi mengatakan, sebenarnya para tetangga sudah berjaga-jaga, setelah mengetahui lingkungan mereka tiba-tiba bising di tengah malam. Beberapa dari orang-orang yang dipastikan bukan warga sekitar tersebut, bernyanyi-nyanyi saat dalam keadaan dini hari buta. "Jumlah mereka banyak sekali dan ada yang membawa senjata tajam," kata Renzi. Kesaksian Renzi dibenarkan oleh video yang diambil oleh Joko Sutrisno. Seorang saksi malah mengatakan di antara para penjarah ada yang membawa drone. Berita penjarahan rumah Sri Mulyani di Bintaro ini awalnya muncul dari unggahan media sosial milik warga sekitar jam satu dini hari. Dari beberapa tayangan dan video yang juga diambil Joko, warga mengambil apa saja yang ada di rumah itu, termasuk televisi, isi lemari dan banyak lagi. Kini situasi di sekitar Mandar dan rumah yang disebut-sebut rumah Menkeu Sri Mulyani itu sudah kembali normal dan dijaga puluhan tentara. Sumber: viva