Pekerja Hiburan Protes Keras Raperda KTR yang Dinilai Matikan Usaha

Pekerja Hiburan Protes Keras Raperda KTR yang Dinilai Matikan Usaha

Rencana larangan merokok di tempat hiburan yang tertuang dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) DKI Jakarta menuai reaksi keras dari pelaku industri hiburan malam.Mereka menegaskan siap diatur, tetapi menolak jika aturan itu justru mematikan usaha dan lapangan kerja ribuan orang.Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) dan Gerakan Karyawan Hiburan Jakarta Bersatu menilai penerapan larangan total merokok di tempat hiburan, restoran, kafe, dan live music akan men.. Baca selengkapnya di https://rmol.id/nusantara/read/2025/10/14/683147/pekerja-hiburan-protes-keras-raperda-ktr-yang-dinilai-matikan-usaha

PP Himmah Siap Kolaborasi Sukseskan Program Kementerian P2MI

PP Himmah Siap Kolaborasi Sukseskan Program Kementerian P2MI

Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP Himmah) siap berkolaborasi dan bersinergi dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).Kolaborasi ini dalam hal peningkatan sumber daya manusia yang berkesinambungan, sosialisasi dan menyiapkan sumber daya yang siap untuk bekerja di luar negeri.Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Himmah, Abdul Razak Nasution saat beraudiensi dengan Menteri P2MI, Mukhtarudin dan didampingi Sekjen Kementerian P2MI Komjen Pol Suryono dan Staf Khus.. Baca selengkapnya di https://rmol.id/politik/read/2025/10/14/683146/pp-himmah-siap-kolaborasi-sukseskan-program-kementerian-p2mi

PBNU Tempuh Jalur Hukum atas Tayangan Trans7 yang Melecehkan Pesantren

PBNU Tempuh Jalur Hukum atas Tayangan Trans7 yang Melecehkan Pesantren

GELORA.CO -Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya melayangkan protes keras terhadap tayangan program "Expose Uncensored" di Trans7 yang ditayangkan pada Senin, 13 Oktober 2025. Menurutnya, tayangan tersebut tidak hanya melanggar prinsip jurnalisme, tetapi juga melecehkan pesantren dan tokoh-tokohnya. Ia menilai isi tayangan tersebut secara terang-terangan telah menghina dan merendahkan dunia pesantren. Tidak hanya menyentuh institusi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, tetapi juga menyudutkan tokoh-tokoh pesantren yang sangat dihormati oleh warga Nahdliyin. “Tayangan Trans 7 itu isinya secara terang-terangan melecehkan bahkan menghina pesantren, menghina tokoh-tokoh pesantren, yang juga tokoh yang dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama, sangat dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama. Menghina hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai mulia yang dipegang teguh oleh dunia pesantren,” katanya di Lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Oktober 2025. Gus Yahya menyebut bahwa konten tayangan tersebut tidak hanya menciderai nilai-nilai luhur yang dijunjung dunia pesantren, tapi juga berpotensi mengganggu harmoni sosial di tengah masyarakat. Tayangan itu telah membangkitkan amarah kalangan pesantren dan warga NU. “Karena jelas penghinaan-penghinaan yang dilakukan dalam tayangan Trans 7 tersebut sangat menyinggung dan membangkitkan amarah bagi kalangan pesantren dan warga Nahdlatul Ulama pada umumnya,” tegasnya. Sebagai langkah awal, PBNU menuntut pihak Trans7 dan induk perusahaannya, Trans Corporation, untuk mengambil langkah nyata dan bertanggung jawab atas kerusakan sosial yang ditimbulkan akibat tayangan tersebut. PBNU juga telah menginstruksikan kepada lembaga hukumnya untuk menempuh jalur hukum. Ia memastikan bahwa langkah-langkah konkret akan diambil agar kasus ini diselesaikan dengan baik dan sesuai koridor hukum. Gus Yahya mengajak para kiai, santri, dan warga NU untuk tetap teguh dan tidak kehilangan semangat dalam berkhidmat, meski ada pihak-pihak yang tidak menyukai pesantren dan nilai-nilainya. “Bahwa di luar sana ada pihak-pihak yang tidak suka kepada pesantren, tidak suka kepada Nahdlatul Ulama, menentang nilai-nilai yang dimuliakan oleh pesantren, semua itu tidak boleh mengendorkan semangat kita untuk berkhidmat dengan ikhlas,” ujarnya. Kontroversi ini bermula dari cuplikan tayangan program Xpose Trans7 yang menampilkan para santri dan jamaah sedang menyalami kiai yang sedang duduk. Ada juga potongan video seorang kiai yang sedang turun dari mobil. Yang dinilai tidak pantas yakni narasi suara dari video yang menyebut bahwa santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai. Menurut narator, kiai yang sudah kaya seharusnya yang memberikan amplop kepada santri. Cuplikan tayangan itu langsung mendapat reaksi keras. Para netizen pun menyerukan boikot kepada Trans7 Sumber: RMOL