Sempat Dikabarkan Diculik, Istri Pegawai Pajak Tewas Dibunuh, Jasadnya Ditemukan di Septic Tank

Sempat Dikabarkan Diculik, Istri Pegawai Pajak Tewas Dibunuh, Jasadnya Ditemukan di Septic Tank

GELORA.CO - Istri pegawai pajak di Manokwari ditemukan tewas setela sebelumnya sempat dikabarkan dirampok dan diculik. Tim gabungan Kepolisian Daerah Papua Barat dan Kepolisian Resor Kota Manokwari menangkap YH, terduga pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap AGT, istri seorang pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Manokwari. Kepala Polresta Manokwari Komisaris Besar Polisi Ongky Isgunawan di Manokwari, Selasa sore, mengatakan pelaku ditangkap kurang dari 24 jam setelah polisi menerima laporan peristiwa tindak pidana perampokan pada Senin (10/11) pukul 18.00 WIT. "Ini merupakan hasil kerja cepat tim gabungan dalam menindaklanjuti laporan tindak pidana tersebut. Saya ucapkan turut berduka cita," kata Ongky. Ia menjelaskan pelaku menyembunyikan jenazah korban di dalam septic tank sebuah rumah kosong yang berjarak sekitar 300 meter dari tempat kejadian perkara atau rumah kontrakan korban. Polisi sempat mengerahkan anjing pelacak untuk mencari jejak korban di rumah kosong tersebut sejak pukul 13.00 WIT, namun upaya itu belum membuahkan hasil. Jenazah korban kemudian ditemukan setelah pelaku ditangkap. "Jenazah kami evakuasi ke RSUD Manokwari untuk proses visum," ucapnya. Berdasarkan informasi awal, kata Ongky, pelaku pernah bekerja di rumah korban beberapa waktu lalu sehingga penyidik masih perlu melakukan pendalaman untuk mengungkap motif tindak pidana pembunuhan tersebut. "Informasi lebih rinci akan kami sampaikan kemudian," ujar Ongky. Sebelumnya, Kepala Satuan Reskrim Polresta Manokwari Ajun Komisaris Polisi Agung Gumara Samosir mengatakan pihaknya telah mengantongi identitas terduga pelaku dan melakukan pengejaran ke sejumlah lokasi sejak Senin (10/11) malam. Polisi menduga peristiwa tindak pidana perampokan disertai dengan penculikan terhadap korban AGT terjadi sekitar pukul 12.30 WIT saat suami korban berada di kantor, daerah Arfai, Manokwari.

Elismi, janda 73 tahun di Bengkulu, hidup bersama empat anaknya yang semua cacat, tiga fisik lumpuh dan satu mengalami keterbelakangan mental. Penyakit anak-anaknya diduga turun dari suaminya yang sudah meninggal dan kurang gizi. Untuk mencari nafkah, Elismi harus menjajakan kue

Elismi, janda 73 tahun di Bengkulu, hidup bersama empat anaknya yang semua cacat, tiga fisik lumpuh dan satu mengalami keterbelakangan mental. Penyakit anak-anaknya diduga turun dari suaminya yang sudah meninggal dan kurang gizi. Untuk mencari nafkah, Elismi harus menjajakan kue

Elismi, janda 73 tahun di Bengkulu, hidup bersama empat anaknya yang semua cacat, tiga fisik lumpuh dan satu mengalami keterbelakangan mental. Penyakit anak-anaknya diduga turun dari suaminya yang sudah meninggal dan kurang gizi. Untuk mencari nafkah, Elismi harus menjajakan kue

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto mencederai fakta sejarah pelanggaran HAM era Orde Baru.

Baca di sini: 

~TA #Soeharto #KomnasHAM #OrdeBaru

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto mencederai fakta sejarah pelanggaran HAM era Orde Baru. Baca di sini: ~TA #Soeharto #KomnasHAM #OrdeBaru

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto mencederai fakta sejarah pelanggaran HAM era Orde Baru. Baca di sini: ~TA #Soeharto #KomnasHAM #OrdeBaru