Sebut Kiamat Natal Telah Dibatalkan, Nabi Noah asal Ghana Kini Beli Mercy dengan Sumbangan Jemaat

Sebut Kiamat Natal Telah Dibatalkan, Nabi Noah asal Ghana Kini Beli Mercy dengan Sumbangan Jemaat

GELORA.CO - Nabi gadungan dari Ghana, Ebo Enoch, telah mengumumkan bahwa kiamat telah ditunda. Ia sebelumnya meramalkan bahwa dunia akan dilahap oleh banjir besar pada tanggal 25 Desember. Namun, setelah hal seperti itu tidak terjadi, ia memberi tahu para pengikutnya bahwa kiamat telah ditunda dan Tuhan telah memberinya lebih banyak waktu untuk memperluas proyek bahtera. Saat ini, ia telah membangun sekitar 10 bahtera, menurut Ghana Web, sebuah portal berita lokal. Ia mengklaim bahwa Tuhan telah menjawab doanya. Hal ini menyusul laporan bahwa ia telah membeli Mercedes seharga $100.000 dengan sumbangan yang ia dapatkan dari para pengikutnya untuk membangun bahtera-bahtera tersebut. Enoch telah memberi tahu para pengikutnya bahwa 25 Desember adalah hari Pengangkatan, hari di mana dunia akan diliputi oleh banjir besar. Pembuat konten dengan pengikut yang sangat banyak di media sosial ini mengatakan bahwa ia diperintahkan oleh Tuhan untuk membangun kapal-kapal tersebut, sama seperti Nuh diperintahkan untuk membangun bahtera untuk menampung sepasang dari setiap spesies. Untuk tujuan ini, ia meminta para pengikutnya untuk memberinya uang agar ia dapat membangun kapal-kapal tersebut. Beberapa dari mereka menjual barang-barang mereka untuk mendapatkan uang tersebut. Ada video orang-orang yang membawa barang-barang mereka dan berkumpul untuk menaiki bahtera menjelang hari H. Ebo Enoch membeli sebuah Mercedes Namun, laporan menunjukkan bahwa ia telah menggunakan uang tersebut untuk membeli mobil Mercedes seharga $100.000. Warganet terkejut melihat bagaimana Enoch berhasil menipu begitu banyak orang yang dengan senang hati memberikan uang mereka kepadanya. Enoch bahkan mengunggah video dirinya memeriksa kapal-kapal tersebut untuk menciptakan rasa percaya di antara para pengikutnya. Ia menambahkan bahwa tidak ada seorang pun yang menerima pesan khusus untuk menaiki kapal-kapal tersebut, dan setiap orang yang beriman dipersilakan. Pengangkatan (Rapture) adalah kepercayaan di kalangan sebagian orang yang meyakini bahwa Tuhan akan membawa orang-orang percaya ke surga, sementara yang lain akan tertinggal. Pendeta asal Afrika Selatan, Joshua Mhlakela, mengatakan bahwa pada tanggal 23 September, Pengangkatan akan terjadi, dan setiap orang yang hidup maupun yang telah meninggal yang percaya kepada Tuhan akan bangkit. Sumber: wionews

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un telah mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik amunisi baru guna memperluas kapasitas produksi rudal dan peluru. Jong-Un menekankan bahwa peningkatan produksi sangat penting dalam memperkuat pencegahan perang.

Baca selengkapnya:

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un telah mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik amunisi baru guna memperluas kapasitas produksi rudal dan peluru. Jong-Un menekankan bahwa peningkatan produksi sangat penting dalam memperkuat pencegahan perang. Baca selengkapnya:

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un telah mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik amunisi baru guna memperluas kapasitas produksi rudal dan peluru. Jong-Un menekankan bahwa peningkatan produksi sangat penting dalam memperkuat pencegahan perang. Baca selengkapnya:

Aceh Tegang, Aparat TNI Polri Sweeping Truk Bantuan di Perbatasan Bireuen–Aceh Utara, Ini yang Dicari

Aceh Tegang, Aparat TNI Polri Sweeping Truk Bantuan di Perbatasan Bireuen–Aceh Utara, Ini yang Dicari

GELORA.CO - Kondisi Aceh yang masih dilanda bencana malah ditambah dengan hal yang tak perlu yang menyebabkan suasana menjadi tegang dan memanas. Ratusan personel TNI dibantu puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap melakukan sweeping terhadap truk pembawa logistik bantuan untuk korban banjir yang menuju Aceh Tamiang. Sweeping dilakukan aparat di perbatasan Bireuen–Aceh Utara diduga untuk mencari bendera bulan dan bintang yang diduga terafiliasi dengan GAM. Pemeriksaan berlangsung di Gampong Mane Tunong, Aceh Utara, Kamis malam (25/12). Dilansir dari AJNN (Aceh Journal National Network), Jumat (26/12), aparat TNI dan Polri tiba di lokasi sweeping sekitar pukul 18.30 WIB, Kamis. Mereka datang dengan beberapa kendaraan taktis dan mulai menghentikan satu per satu truk bantuan. Ketegangan memuncak sekitar pukul 21.00 WIB dan berujung kericuhan. Dalam insiden tersebut, satu orang pembawa bantuan mengalami luka serius di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit. Sejumlah saksi menyebut aparat menyita seluruh bendera bergambar bulan dan bintang. Penyitaan itu dilakukan di tengah adu mulut antara aparat dan rombongan relawan. Seorang warga Gampong Mane Tunong yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan aparat telah bersiaga sejak sore hari di kawasan perbatasan Bireuen–Aceh Utara. “Mereka sudah standby dari jam setengah enam sore. Sepertinya memang menunggu rombongan bantuan untuk disweeping satu per satu,” kata dia. Menurut warga tersebut, aparat juga melarang masyarakat mengambil gambar atau merekam video selama pemeriksaan berlangsung. Hingga Kamis malam, aparat TNI dan Brimob masih berjaga di depan jembatan penghubung Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara ini. Danrem Lilawangsa Buka Suara Sementara itu Danrem 011 Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran mengatakan sejak terjadinya bencana banjir besar dan longsor, bantuan terus berdatangan ke Aceh dari berbagai penjuru. Ali sangat menyayangkan jika kemudian ada pihak maupun kelompok yang memanfaatkan bencana. "Mirisnya lagi, kelompok ini dengan dalil mengirim bantuan ke pengungsi terdampak bencana. Anehnya, mengapa mereka membawa bendera Bintang Bulan," kata Danrem, Jumat, 26 Desember 2025. Danrem menegaskan TNI tidak pernah melarang siapapun datang ke Aceh. Khususnya para dermawan membawa bantuan untuk ribuan masyarakat yang tengah terdampak bencana besar. “Untuk apa membawa simbol tersebut, itu kan dilarang. Silakan antar bantuan, pihak kami, TNI menghentikan rombongan kelompok ini hanya meminta agar tidak membawa bendera Bulan Bintang. Tetapi kelompok ini tidak terima dan malah menantang TNI,” ujarnya dilansir dari AJNN. Danrem Ali Imran juga mengatakan, tidak ada yang melarang jika ingin melakukan aksi kemanusiaan, begitu pun pihak keamanan dari TNI. Bahkan peran prajurit hadir di tengah-tengah masyarakat mulai terjadi bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh. TNI menurutnya dengan sigap membantu masyarakat yang terdampak bencana alam. “Betapa besar perhatian pemerintah pusat. Bahkan Presiden dan para pejabat negara berulang kali berkunjung ke Aceh. Begitupun bantuan baik dari darat, laut dan udara terus begulir,” kata perwira TNI AD yang pernah di Kopassus itu. “Anehnya ini, kebutuhan logistik bagi korban bencana bisa dikatakan berlebih, namun mengapa kelompok tertentu ini malah membuat onar,” sebut Ali Imran. “Saya ini orang Aceh, enak aja merdeka. Di sini Indonesia, tidak ada merdeka-merdeka. Dari tahun '45 kita sudah merdeka. Bendera bangsa kita juga satu, Sang Saka Merah Putih. Keluar, keluar negeri sana kalau mau merdeka,” tegasnya lagi.***