BERANI COLLAB BACA BERITA BARENG VALENTINUS RESA?
Saatnya tunjukkin skill lo di #AauuwwwChallenge25! 

Caranya gampang! 
-Duet video #AauuwwwChallenge25 di TikTok dan Instagram Metro TV 
-Upload videomu di sosial media pakai hashtag #AauuwwwChallenge25, dan mention TikTok dan

BERANI COLLAB BACA BERITA BARENG VALENTINUS RESA? Saatnya tunjukkin skill lo di #AauuwwwChallenge25! Caranya gampang! -Duet video #AauuwwwChallenge25 di TikTok dan Instagram Metro TV -Upload videomu di sosial media pakai hashtag #AauuwwwChallenge25, dan mention TikTok dan

BERANI COLLAB BACA BERITA BARENG VALENTINUS RESA? Saatnya tunjukkin skill lo di #AauuwwwChallenge25! Caranya gampang! -Duet video #AauuwwwChallenge25 di TikTok dan Instagram Metro TV -Upload videomu di sosial media pakai hashtag #AauuwwwChallenge25, dan mention TikTok dan

Presiden Prabowo memimpin Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada putra-putri terbaik bangsa, Senin (10/11). Gelar kehormatan ini diterima secara langsung oleh para ahli waris, sebagai wujud pengakuan tertinggi negara atas jasa, pengorbanan, dan dedikasi para

Presiden Prabowo memimpin Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada putra-putri terbaik bangsa, Senin (10/11). Gelar kehormatan ini diterima secara langsung oleh para ahli waris, sebagai wujud pengakuan tertinggi negara atas jasa, pengorbanan, dan dedikasi para

Presiden Prabowo memimpin Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada putra-putri terbaik bangsa, Senin (10/11). Gelar kehormatan ini diterima secara langsung oleh para ahli waris, sebagai wujud pengakuan tertinggi negara atas jasa, pengorbanan, dan dedikasi para

Aktivis Reformasi Konsisten Tolak Soeharto Pahlawan

Aktivis Reformasi Konsisten Tolak Soeharto Pahlawan

GELORA.CO -Puluhan aktivis reformasi menolak keputusan negara yang menetapkan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai Pahlawan Nasional pada Senin 10 November 2025. Dalam pernyataan sikap bersamanya, mereka menegaskan bahwa pemberian gelar tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap keadilan sejarah dan integritas moral bangsa. “Atas nama keadilan sejarah dan integritas moral bangsa, kami mempertanyakan keputusan negara yang menobatkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional,” tulis sikap bersama tersebut. Puluhan aktivis reformasi 1998 itu menilai, kepahlawanan sedianya tidak bisa diukur hanya dari jasa seseorang terhadap negara, tetapi juga harus mencerminkan tanggung jawab moral terhadap nilai kemanusiaan dan keadilan. “Menjadikan klaim jasa sebagai dalih untuk menutupi, menyamarkan dan mengaburkan kesalahan atau kejahatan sejarah, sama saja dengan menyuntikan bius amnesia sejarah ke tubuh bangsa,” tegas aktivis. Menurut aktivis, gelar pahlawan nasional memiliki makna moral kolektif yang seharusnya menjadi kompas bagi generasi muda dalam membedakan antara kebenaran dan kesalahan dalam sejarah. “Bagi kami, kepahlawanan adalah mekanisme moral kolektif: cara suatu bangsa untuk mendidik anak-anaknya membedakan benar dari salah dalam sejarah. Memilih mana yang patut dihormati dan mana yang harus menjadi pelajaran,” lanjut pernyataan itu. Mereka juga mempertanyakan konsistensi negara dalam melakukan rekonsiliasi sejarah. Jika rekonsiliasi dimaksudkan untuk menyembuhkan luka bangsa, para aktivis menilai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka seharusnya juga mengakui peran para tokoh kiri Indonesia yang turut berjuang melawan kolonialisme dan imperialisme, namun dihapus dari catatan resmi sejarah hanya karena perbedaan ideologi. “Kami bertanya: Apakah bangsa ini telah kehilangan keberanian untuk mengakui sejarahnya sendiri? Apakah nilai-nilai yang hendak diajarkan kepada anak-anak dan cucu kita dari sikap inkonsisten dan mau menang sendiri tersebut?” tulis mereka. Pernyataan bersama ini ditandatangani oleh puluhan aktivis reformasi 1998 lintas generasi, yakni: 1. Andi Arief 2. Rachland Nashidik 3. Hery Sebayang 4. Jemmy Setiawan 5.Taufikurrahman 6. Robertus Robet 7. Syahrial Nasution 8. Rocky Gerung 9. Yopie Hidayat 10. Bivitri Susanti 11. Abdullah Rasyid 12. Ulin Yusron 13. Iwan D. Laksono 14.Beathor Suryadi 15. Affan Afandi 16. Zeng Wei Zian 17. Umar Hasibuan 18. Hendardi 19. Syahganda Nainggolan 20. Hardi A Hermawan 21. Denny Indrayana 22.  Benny K. Harman 23. Endang SA 24. Yosi rizal 25. Syamsuddin Haris 26. Khalid Zabidi 27. Monica Tanuhandaru 28. Ikravany Hilman 29. Hendrik Boli Tobi 30. Isfahani 31. Elizabeth Repelita 32. Ronny Agustinus 33. Marlo Sitompul 34. Maulida Sri Handayani 35. Retna Hanani 36. Harlan 37. Jimmi R Tindi 38. Tri Aguszox Susanto 39. Oka Wijaya 40. Isti Nugroho 41. Riawandi Yakub. Sumber: RMOL