Prabowo Tegaskan Setahun Memimpin Indonesia, Banyak Bukti Nyata Sudah Dirasakan Rakyat

Prabowo Tegaskan Setahun Memimpin Indonesia, Banyak Bukti Nyata Sudah Dirasakan Rakyat

GELORA.CO - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dalam satu tahun masa kepemimpinannya, pemerintah telah menghadirkan banyak bukti nyata yang langsung dirasakan oleh rakyat. Ia menekankan bahwa capaian tersebut tidak datang secara instan, melainkan melalui kerja tim yang solid dan berbasis kompetensi. Dalam penjelasannya, Prabowo mengibaratkan kepemimpinan nasional layaknya sebuah tim sepak bola. Menurutnya, kemenangan hanya bisa diraih jika setiap posisi diisi oleh orang yang tepat, sesuai dengan kemampuan dan peran masing-masing. “Kalau di lapangan bola, harus jelas siapa kiper, siapa striker, siapa gelandang, dan siapa pemain bertahan,” ujar Prabowo, dikutip pojoksatu.id dari instagram @buschoo (24/12/2025). Ia menegaskan bahwa penempatan seseorang dalam jabatan strategis tidak boleh didasarkan pada hubungan keluarga, pertemanan, atau kedekatan pribadi. Semua posisi, kata Prabowo, harus diisi oleh individu yang memiliki kapasitas, pengalaman, dan keahlian yang sesuai. “Bukan karena keluarga, bukan karena teman, bukan karena kroni. Tapi karena dia memang paling mampu di posisi itu,” tegasnya. Prabowo menilai, prinsip meritokrasi menjadi fondasi utama dalam membangun pemerintahan yang efektif dan berorientasi pada hasil. Tanpa kompetensi, menurutnya, tujuan untuk memberikan manfaat nyata bagi rakyat akan sulit tercapai. Ia menambahkan, dalam satu tahun terakhir pemerintah terus bekerja keras memastikan program-program strategis berjalan tepat sasaran. Fokus utama diarahkan pada kepentingan rakyat, mulai dari penguatan ekonomi, ketahanan pangan, hingga stabilitas nasional. “Kalau ingin menang, kalau ingin memberi hasil nyata untuk rakyat, ya harus pilih yang paling kompeten,” ucap Prabowo. Presiden juga menekankan pentingnya kerja sama antarkementerian dan lembaga. Ia menyebut bahwa setiap elemen pemerintahan harus memahami peran masing-masing dan bekerja dalam satu visi yang sama, seperti halnya tim sepak bola yang bermain dengan strategi dan tujuan jelas. Menurut Prabowo, kepemimpinan bukan soal popularitas, melainkan tentang tanggung jawab dan keberanian mengambil keputusan demi kepentingan bangsa. Ia menilai bahwa rakyat saat ini semakin cerdas dan dapat menilai mana kebijakan yang benar-benar berdampak dan mana yang hanya sebatas janji. Pernyataan ini sekaligus menjadi penegasan komitmen Prabowo untuk terus menjalankan pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada hasil. Ia berharap budaya kerja berbasis kompetensi dapat terus diperkuat di seluruh lini pemerintahan agar pembangunan berjalan berkelanjutan. Dengan pendekatan tersebut, Prabowo optimistis pemerintahannya mampu terus menghadirkan kebijakan yang memberi manfaat nyata dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap negara.***

Heboh! Nama Ayah dan Kakek Prabowo Muncul di Meja Usulan Pahlawan Nasional

Heboh! Nama Ayah dan Kakek Prabowo Muncul di Meja Usulan Pahlawan Nasional

GELORA.CO - Wacana mengenai pengusulan dua tokoh besar dalam garis keluarga Presiden Prabowo Subianto mendadak meledak dan menjadi perbincangan nasional. Publik dibuat terkejut karena nama yang muncul bukan tokoh sembarangan Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo serta Prof. Sumitro Djojohadikusumo. Keduanya disebut-sebut tengah dipertimbangkan untuk diajukan sebagai Pahlawan Nasional, memicu diskusi hangat di dunia akademik maupun di ranah publik. Isu ini pertama kali mencuat setelah sebuah forum ilmiah yang diselenggarakan Sygma Research and Consulting merilis paparan terkait kontribusi historis keluarga Prabowo. Sejarawan dan ekonom yang hadir dalam forum tersebut menilai bahwa kiprah Margono dan Sumitro selama masa awal republik terlalu besar untuk diabaikan. Tak butuh waktu lama, informasi ini menyebar ke media sosial, membuat warganet ramai memberi tanggapan, mulai dari dukungan penuh hingga analisis kritis. Dalam pemaparan para ahli, Margono Djojohadikoesoemo digambarkan sebagai figur kunci pada masa fondasi negara. Ia bukan hanya terlibat dalam urusan ketatanegaraan, tetapi ikut merumuskan arah pembangunan ekonomi di masa Republik baru berdiri. Margono pernah memegang jabatan penting sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara. Lembaga strategis yang berperan memberikan nasihat kebijakan kepada pemerintah muda saat itu. Tak hanya itu, Margono juga dikenal sebagai pendiri dan Direktur Utama pertama Bank Negara Indonesia (BNI). Institusi yang pada masa-masa genting pascakemerdekaan memiliki tugas berat menstabilkan sistem keuangan negara. Banyak akademisi menilai langkah-langkah awal Margono di dunia perbankan telah menjadi pondasi kokoh bagi ekonomi Indonesia yang terus berkembang hingga sekarang. Sementara itu, Prof. Sumitro Djojohadikusumo juga menempati posisi yang tak kalah menonjol. Ia bukan hanya salah satu ekonom paling cemerlang pada zamannya, tetapi juga doktor ekonomi pertama yang dimiliki Indonesia dengan pendidikan luar negeri. Julukan “Begawan Ekonomi Indonesia” yang melekat padanya bukan sekadar penghormatan. Tetapi representasi nyata dari pengaruh besar yang ia berikan melalui pemikiran ekonominya. Sumitro tercatat pernah duduk di berbagai kementerian penting mulai dari perdagangan hingga keuangan. Kebijakan-kebijakan yang ia rancang untuk memodernisasi ekonomi nasional dianggap menjadi tonggak penting yang membuat Indonesia lebih kompetitif di kancah global. Karena alasan itulah, kelompok akademisi serta budayawan dari Kebumen secara resmi mengusulkan namanya masuk dalam daftar kandidat Pahlawan Nasional. Respons dari daerah ternyata sangat positif. Pemerintah daerah menyatakan siap mengajukan berkas resmi ke Kementerian Sosial RI setelah kajian dan dokumen pendukung selesai dilengkapi. Dukungan dari berbagai pihak membuat publik semakin menaruh perhatian pada perkembangan isu ini. Yang menarik, wacana pengusulan dua tokoh ini tidak hanya memantik diskusi historis. Tetapi juga membuka ruang percakapan mengenai bagaimana bangsa menilai kontribusi pemikir, perintis, dan teknokrat pada masa lalu. Banyak pengamat menilai bahwa penetapan Margono dan Sumitro sebagai Pahlawan Nasional. Dapat memperluas pemahaman generasi muda mengenai tokoh yang membangun pondasi ekonomi dan ketatanegaraan Indonesia. Kini, masyarakat menunggu langkah resmi pemerintah. Proses penetapan gelar Pahlawan Nasional memang panjang dan melibatkan banyak tahapan. Namun derasnya dukungan publik memperlihatkan bahwa wacana ini telah menyentuh banyak pihak. Apakah Margono dan Sumitro akhirnya akan memperoleh gelar kehormatan tersebut? Publik menanti dengan penuh penasaran.***

Lebih dari 700 kepala keluarga di sembilan desa Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, terpaksa mempertaruhkan nyawa dengan menyeberangi sungai berarus deras menggunakan kabel sling. Jembatan yang rusak pascabencana belum juga diperbaiki, sementara warga harus tetap bertahan hidup.

Lebih dari 700 kepala keluarga di sembilan desa Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, terpaksa mempertaruhkan nyawa dengan menyeberangi sungai berarus deras menggunakan kabel sling. Jembatan yang rusak pascabencana belum juga diperbaiki, sementara warga harus tetap bertahan hidup.

Lebih dari 700 kepala keluarga di sembilan desa Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, terpaksa mempertaruhkan nyawa dengan menyeberangi sungai berarus deras menggunakan kabel sling. Jembatan yang rusak pascabencana belum juga diperbaiki, sementara warga harus tetap bertahan hidup.

Presiden Prabowo Subianto menulis pesan khusus kepada para jaksa pada sebuah prasasti dalam acara penyerahan uang hasil denda atas pelanggaran administratif kawasan hutan di Gedung Bundar Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2025). 

Pesan tersebut berkaitan

Presiden Prabowo Subianto menulis pesan khusus kepada para jaksa pada sebuah prasasti dalam acara penyerahan uang hasil denda atas pelanggaran administratif kawasan hutan di Gedung Bundar Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2025). Pesan tersebut berkaitan

Presiden Prabowo Subianto menulis pesan khusus kepada para jaksa pada sebuah prasasti dalam acara penyerahan uang hasil denda atas pelanggaran administratif kawasan hutan di Gedung Bundar Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2025). Pesan tersebut berkaitan

“Satgas PKH telah melakukan identifikasi dengan temuan yakni sejumlah besar entitas korporasi dan perorangan terindikasi kontribusi terhadap bencana bandang, dan Satgas PKH telah melakukan klarifikasi terhadap 27 perusahaan yang tersebar di tiga provinsi tersebut,” kata

“Satgas PKH telah melakukan identifikasi dengan temuan yakni sejumlah besar entitas korporasi dan perorangan terindikasi kontribusi terhadap bencana bandang, dan Satgas PKH telah melakukan klarifikasi terhadap 27 perusahaan yang tersebar di tiga provinsi tersebut,” kata

“Satgas PKH telah melakukan identifikasi dengan temuan yakni sejumlah besar entitas korporasi dan perorangan terindikasi kontribusi terhadap bencana bandang, dan Satgas PKH telah melakukan klarifikasi terhadap 27 perusahaan yang tersebar di tiga provinsi tersebut,” kata